Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama di kalangan pemuda.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Ruang Rapat Senat Lantai IV UIN Alauddin ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang moderasi beragama, khususnya di kalangan pemuda.
Hadir sebagai peserta, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan menegaskan komitmen penuh dalam mendukung terciptanya ruang yang rukun, damai, dan aman.
Perwakilan dari Permabudhi yang hadir antara lain Efendi Ho, Wakil Koordinator Bidang Sosial dan Kemanusiaan, Pardy Sunandar dari Bidang Olahraga dan Seni Budaya, serta Sulianjo Gontha, Erwin Susanto, dan Juli Hans, yang mewakili Permabudhi Makassar.
Rektor UIN Alauddin Makassar dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran pemuda sangat vital bagi masa depan bangsa. “Pemuda itu sangat suka tantangan, suka diberi sesuatu yang meningkatkan adrenalin. Jika pemuda kita beres, maka masa depan bangsa kita cerah,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa UIN Alauddin sangat mendukung moderasi beragama, sebagaimana tertuang dalam Pancacita Rektor.
Selanjutnya, H. Amiruddin, S.Ag., M.Ag., Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan, membawakan materi tentang Implementasi Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2023 terkait penguatan moderasi beragama.

Amiruddin menjelaskan bahwa moderasi beragama harus diupayakan demi terciptanya masyarakat yang damai dan menghormati perbedaan dalam keberagaman. “Titik temunya adalah bahwa semua agama memiliki ajaran universal seperti cinta, damai, kasih, dan tentram,” ungkapnya.
Pada sesi berikutnya, Dr. Saprillah Syahrir, Kepala Balai Litbang Agama Makassar, membahas peran pemuda di era digital serta pentingnya memahami ruang privat dan publik dalam kehidupan beragama.
“Toleransi di ruang publik membutuhkan pengaturan yang jelas. Pemuda harus memahami batasan antara ruang privat, seperti ibadah pribadi, dan ruang publik, yang melibatkan interaksi sosial lebih luas,” jelasnya.
Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, yang membuka acara tersebut, menekankan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang melindungi martabat kemanusiaan serta membangun kemaslahatan umum.
“Moderasi beragama harus berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan mematuhi konstitusi,” katanya.





Permabudhi Sulsel, melalui Efendi Ho, menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai yang diajarkan dalam agama Buddha. “Kami dari Permabudhi mendukung penuh moderasi beragama karena cinta kasih dan kedamaian adalah inti ajaran kami,” ujar Efendi.
Pardy Sunandar menambahkan bahwa seni dan budaya memiliki peran penting dalam memperkuat toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat. “Kami siap mendukung penguatan moderasi beragama melalui kegiatan seni dan budaya yang dapat menyatukan perbedaan,” tambahnya.
Sulianjo Gontha, Erwin Susanto, dan Juli Hans juga menegaskan bahwa keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, sangat penting untuk menciptakan suasana yang damai dan harmonis di tengah keberagaman, mengingat pelaksanaan kegiatan ini tidak jauhh dari perayaan harisumpah pemuda, “ini momen untuk merefleksikan persatuan bangsa”.
Kegiatan ini dihadiri oleh para akademisi, kelompok kepemudaan, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sulawesi Selatan serta Mantan Menpora RI, Imam Nahrawi, yang turut mendukung penuh sosialisasi tersebut. Para peserta berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat nilai-nilai moderasi di Sulawesi Selatan.
Sosialisasi ini menegaskan bahwa moderasi beragama tidak hanya penting dalam kehidupan pribadi, tetapi juga dalam menciptakan masyarakat yang saling menghargai dan bekerja sama untuk membangun masa depan bangsa yang lebih harmonis.






