Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar (BLAM) sukses menyelenggarakan kegiatan Shortcourse Moderasi Beragama Tahun Anggaran 2024 pada Sabtu hingga Minggu, 9-10 November 2024 di Ruang Aula Lt. 3 Balai Litbang Agama Makassar.
Shortcourse ini melibatkan berbagai instansi pendidikan dan organisasi masyarakat untuk membahas pentingnya moderasi beragama dalam konteks keindonesiaan yang majemuk. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya Dr. H. Saprillah, M.Si, Kepala Balai Litbang Agama Makassar yang memberikan pengantar dalam pembukaan acara.
Selain itu, dua narasumber utama yang merupakan instruktur nasional moderasi beragama yaitu Suaib Prawono dan Apt. Alwiyah Nur, S.Farm., M.Si, turut berbagi wawasan mengenai moderasi beragama dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga membahas secara mendalam tentang Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2023 mengenai penguatan moderasi beragama di Indonesia.
Dalam kegiatan ini, berbagai universitas dan lembaga pendidikan turut berpartisipasi, termasuk UIN Alauddin Makassar, Fakultas Ilmu Budaya UNHAS Makassar, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Islam Makassar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Bosowa, Universitas Fajar, Universitas DIPA, Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) Makassar, dan sejumlah universitas serta sekolah menengah lainnya. Instansi-instansi ini memainkan peran penting dalam mengaplikasikan konsep moderasi beragama dalam lingkungan pendidikan dan sosial.



Kehadiran organisasi masyarakat seperti Permabudhi Sulawesi Selatan, Fatayat NU Sulawesi Selatan dan Peradah Kota Makassar memberikan kontribusi besar dalam memperkuat pesan moderasi beragama. Eko Setiono dan Pardy Sunandar Anton, S.E mewakili Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan, turut mengapresiasi kegiatan ini.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada BLA Makassar atas upaya dalam membumikan konsep moderasi beragama. Kami sangat senang selalu bisa terlibat, partisipasi aktif umat Buddha dalam setiap agenda menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling menghormati di tengah keberagaman,” Ujar Eko seusai mengikuti kegiatan.
Para peserta antusias mengikuti berbagai sesi diskusi yang menekankan pentingnya moderasi beragama, yakni sikap seimbang, toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Moderasi beragama diharapkan menjadi suatu nilai yang terus dipupuk dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan dan sosial dalam menjaga keharmonisan bangsa.

Kegiatan ini juga memberikan ruang bagi para peserta untuk menggali lebih dalam tentang peran lembaga pendidikan dalam mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama. Seperti yang disampaikan oleh narasumber, penting untuk menjaga agar setiap individu dapat hidup berdampingan dalam kerukunan tanpa terpengaruh oleh perbedaan yang ada.
Shortcourse Moderasi Beragama 2024 ini diakhiri dengan komitmen untuk terus mendukung terciptanya masyarakat yang inklusif, toleran, dan saling menghargai, sebagai bagian dari upaya merawat kebangsaan dan keberagaman Indonesia.