Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia mengadakan silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara (IKN), (25/9/24).
Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan pentingnya kerukunan antarumat beragama, serta merumuskan poin-poin penting yang akan menjadi bahan bahasan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) FKUB pada 2-4 Oktober 2024 di Jakarta.
Setelah pertemuan dengan Presiden, peserta silaturahmi melanjutkan acara dengan makan malam bersama dan dialog di Mahavihara Buddha Manggala yang terletak di Balikpapan. Di dalam dialog tersebut menegaskan bahwa keberadaan FKUB sangat penting dalam menjaga kerukunan dan memelihara toleransi beragama di masyarakat.
Ketua Permabudhi Sulsel, Dr. Ir. Yonggris., MM juga menyuarakan harapan bahwa IKN harus direpresentasikan sebagai ikon kerukunan, yang mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu poin utama dialog adalah memperkuat identitas IKN sebagai simbol kerukunan nasional yang lebih inklusif
“Kita perlu menjadikan IKN bukan hanya sekadar pusat administrasi, tetapi juga sebagai simbol persatuan yang mempererat hubungan antar suku, agama, ras, dan budaya di Indonesia,” tegasnya.
Selain itu, ia mengusulkan agar nama negara “Indonesia” yang dianggap sebagai peninggalan kolonial bisa diubah menjadi “Nusantara,” yang mencerminkan peradaban baru yang modern dan inklusif.
Jika nilai-nilai inklusif ini diaplikasikan dalam tata kelola dan pembangunan sosial budaya di IKN, diharapkan dapat membentuk masyarakat yang lebih harmonis dan beragam. “Transformasi ini akan membawa kita ke arah yang lebih baik dalam menjaga kerukunan umat beragama di tanah air,” kata Ketua Permabudhi Sulsel.

Dengan menghasilkan dokumen yang disebut “Dokumen IKN,” hasil pertemuan ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi FKUB dan pemerintah dalam menjalankan peran masing-masing demi terwujudnya suasana yang damai dan harmonis antar umat beragama di Indonesia.


