Ibu Kota Nusantara – Tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Asosiasi FKUB Indonesia melakukan kunjungan penting ke Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk beraudiensi dengan Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini menjadi momen berharga terlebih di penghujung masa jabatan Presiden Jokowi.
Sebelum berangkat menuju IKN, para tokoh agama berkumpul di Gereja Bethany Favor Of God (FOG) Balikpapan. Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Pangelingsir Agung Putra Sukahet, menyampaikan rasa syukur karena mendapatkan kesempatan untuk bersilaturahmi dengan Presiden, walaupun di akhir masa kepemimpinannya.
“Kita bersyukur diterima presiden setelah beberapa tahun sebelumnya para tokoh lintas agama diterima beliau di Istana presiden di Jakarta terkait peran penting tokoh lintas agama dalam ikhtiarnya merawat kerukunan di masyarakat,” ujar Sukahet.
Dalam kunjungan tersebut, para tokoh memiliki beberapa isu penting yang ingin disampaikan terkait kerukunan antar umat beragama di tanah air. Sukahet mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kerukunan tersebut.
“Tentunya ada beragam tantangan dalam mewujudkan kerukunan beragama ini, FKUB sendiri juga pasti masih banyak kekurangannya,” tuturnya. Diharapkan, pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk membahas kendala-kendala yang dihadapi FKUB dalam menjaga kerukunan.
Sukahet menerangkan bahwa untuk menjaga kerukunan, FKUB perlu bekerja sama dengan kepala daerah. Ia menggarisbawahi perbedaan sikap kepala daerah di Indonesia, di mana ada yang sangat mendukung, tetapi tidak sedikit pula yang kurang memperhatikan pentingnya kerukunan.
“Ya kita sangat memahami bahwa untuk menjaga kerukunan, FKUB tidak bisa lepas bekerja sama dengan para kepala daerah. Ada yang sangat baik, ada yang baik, dan kurang baik dalam menyikapinya,” tegasnya.

Ida Pangelingsir juga menyoroti perlunya perhatian dari para pemimpin daerah. Ia mencatat bahwa ada gubernur, wali kota, dan bupati yang belum sepenuhnya memahami pentingnya kerukunan dan tidak menganggap keberadaan FKUB setempat penting.
“FKUB ini memang didirikan oleh masyarakat namun difasilitasi oleh pemerintah sehingga FKUB memiliki peran sebagai mitra strategis pemerintah dalam memelihara kerukunan antar umat beragama,” ujar Sukahet menegaskan relevansi FKUB.
Dalam pertemuan tersebut, Ida Pangelingsir menekankan pentingnya penguatan kelembagaan FKUB agar dapat berfungsi lebih efektif ke depannya. “Kita berkeinginan agar secara kelembagaan FKUB ini bisa lebih dikuatkan lagi peran-perannya ke depan,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Ida Pangelingsir menegaskan dedikasi pengurus FKUB yang tetap berjuang menjaga kerukunan tanpa harapan imbalan finansial. Dengan semangat, mereka terus bergerak dan bekerja untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
“Meskipun kami tidak mendapatkan honor atau gaji, kami tetap bergerak, terus bekerja, terus berjalan dengan bermodalkan semangat,” katanya. Ia juga menyampaikan bahwa perlunya fasilitas yang memadai dari pemerintah daerah untuk mendukung upaya kerukunan ini.
“Sudah tentu kita butuh fasilitas yang memadai. Fasilitas aja bukan gaji atau honor. Jadi itu yang kami sampaikan kepada Presiden terkait pemerintah daerah yang tidak memperhatikan FKUB,” pungkasnya.