Pada malam penganugerahan di ibu kota Jakassar, Kementerian Agama RI kembali menyerahkan Harmony Award 2025 kepada pemerintah daerah dan organisasi kerukunan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen merawat toleransi di Indonesia. Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar menyebut capaian tahun ini sebagai “rekor harmoni tertinggi sepanjang sejarah,” sebuah kebanggaan sekaligus amanah bagi seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga keberagaman.
Dalam pidatonya, Menag menegaskan bahwa toleransi bukanlah proses menyeragamkan, melainkan kemampuan menjaga kemesraan dan persahabatan di tengah perbedaan. Ia menekankan pentingnya pengindonesiaan ajaran agama, penghargaan terhadap budaya lokal, serta pelokalan nilai kebangsaan agar identitas keagamaan tetap selaras dengan identitas nasional.
ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama memiliki tanggung jawab untuk memberikan penghargaan setiap kali tercipta keharmonisan di tengah masyarakat, sekaligus memastikan apresiasi diberikan kepada para pihak yang telah berperan dalam mewujudkan dan menjaga nilai-nilai toleransi.
“Kementerian Agama harus memberikan penghargaan manakala tercipta sebuah keharmonisan. Kementerian Agama juga harus mampu memberikan apresiasi terhadap para pewujud menghadirkan toleransi itu,” ujar Menag ketika memberikan sambutan pada acara Harmony Award 2025.
Harmonisasi Kebijakan & Komitmen Nyata
Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, menjelaskan bahwa Harmony Award tidak hanya menjadi simbol penghargaan, tetapi pengakuan atas kerja nyata Pemda dan FKUB dalam merawat kerukunan umat beragama. Ia berharap kompetisi sehat antar-daerah semakin mendorong program toleransi hingga menyentuh komunitas tingkat akar rumput.
Proses penilaian berlangsung ketat, meliputi evaluasi dokumen, rekam jejak penyelesaian konflik, skor indeks kerukunan provinsi/kabupaten, hingga kunjungan lapangan ke 18 lokasi nominasi. Partisipasi meningkat signifikan, dengan banyak daerah dari seluruh Indonesia turut menjadi nomine.
Berikut Daftar Penerima Harmony Award 2025:
Kategori Kinerja Terbaik FKUB tingkat Kota:

1. FKUB Manado
2. FKUB Makassar
3. FKUB Manado
Kategori Kinerja Terbaik FKUB tingkat Kabupaten:
1. FKUB Klaten
2. FKUB Nunukan
3. FKUB Pati
Kategori Kinerja Terbaik FKUB tingkat Provinsi:
1. FKUB Sulawesi Selatan
2. FKUB Kalimantan Barat
3. FKUB DIY Yogyakarta
Kategori Kinerja Terbaik Pemerintah Daerah tingkat Kota:
1. Pemda Kota Semarang
2. Pemda Kota Surakarta
3. Pemda Kota Manado
Kategori Kinerja Terbaik Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten:
1. Pemda Kabupaten Ciamis
2. Pemda Kabupaten Mimika
3. Pemda Kabupaten Malang
Kategori Kinerja Terbaik Pemerintah Daerah tingkat Provinsi:
1. Pemda Provinsi DKI Jakarta
2. Pemda Provinsi D.I Yogyakarta
3. Pemda Provinsi Jawa Tengah
Kategori Komitmen Tinggi dalam Pemeliharaan Kerukunan tingkat Kota/Kabupaten/Provinsi:
· Pemerintah Kota Bekasi
· Pemerintah Kabupaten Minahasa
· Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Kategori Kantor Wilayah Kementerian Agama Penggerak Kerukunan:
· Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah
· Kanwil Kemenag Provinsi D.I Yogyakarta
Kategori Inspiratif FKUB Tingkat Kota/Kabupaten/Provinsi:
· FKUB Kota Jakarta Selatan
· FKUB Kabupaten Mimika
· FKUB Provinsi Sulawesi Selatan
Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiyagus mengatakan, Harmony Award bukan hanya bentuk apresiasi tetapi juga strategi kebangsaan untuk memperkuat moderasi beragama dan tetap setia pada semboyan Bhinekka Tunggal Ika di tengah tantangan global, regional, dan domestik. Kerja sama pemerintah daerah dan FKUB mampu menciptakan suatu kondisi yang memperkuat tali kerukunan umat beragama.
“Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mengelola kerukunan umat beragama, menyusun kebijakan daerah yang inklusif melalui regulasi dan peraturan daerah yang menjamin keseteraan semua umat beragama,” ujarnya.
Di antara penerima penghargaan 2025, FKUB Sulawesi Selatan tampil gemilang dengan keberhasilan meraih kategori “Kinerja Terbaik FKUB tingkat Provinsi”. Selain itu, FKUB Sulsel juga memperoleh penghargaan pada kategori “FKUB Inspiratif”, menegaskan bahwa provinsi ini tak sekadar menjaga kerukunan, melainkan juga menunjukkan inovasi dalam memfasilitasi dialog antar-agama, moderasi beragama, serta pelestarian toleransi dalam kehidupan sosial.
Tak ketinggalan, FKUB Makassar juga mencatat prestasi penting: memperoleh penghargaan dalam kategori “Kinerja Terbaik FKUB tingkat Kota”, menjadikannya sebagai satu dari sedikit kota yang mendapat pengakuan nasional atas kinerja merawat kerukunan dan menciptakan keharmonisan. Pencapaian ini menjadi cerminan komitmen warga dan pemuka agama di Makassar untuk menjaga kohesi sosial dan kerukunan di tengah keragaman.
Meski indeks harmoni mencapai titik tertinggi, tantangan menjaga kerukunan tetap memerlukan komitmen berkelanjutan. Pemerintah daerah, FKUB, tokoh agama, dan masyarakat dituntut memperkuat kolaborasi, memperluas ruang dialog, dan menjaga kedamaian di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.
Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya komunitas keagamaan dan kebudayaan, prestasi FKUB Sulsel dan Kota Makassar menjadi inspirasi untuk terus memupuk toleransi, merawat keberagaman, serta memperkuat identitas Indonesia sebagai bangsa yang damai dan saling menghormati.







