Menu

Mode Gelap
Permabudhi Sulsel Suarakan Relevansi Agama dalam Hukum Humaniter di Universitas Bosowa Hadiri Musprov PSMTI Sulsel, Permabudhi Sulsel : Sinergi Berkarya untuk Bangsa Permabudhi Sulsel Sukses Gelar Kemah Merdeka: Merawat Kebersamaan, Mencintai Tanah Air Pemuda Buddhis Sulsel Tegaskan Komitmen Kebangsaan lewat Deklarasi Cinta Permabudhi Sulsel Raih Juara 3 Turnamen Tenis Meja Lintas Agama Semarak HUT ke-80 RI, Ketua Permabudhi Sulsel Serukan Cinta Tanah & Air Sejak Dini

Berita

Dr. Yonggris : Keseimbangan Spiritualitas dan Kemanusiaan Adalah Jiwa Bulan Bakti Permabudhi

badge-check


					Ketua Permabudhi Sulsel, Dr. Ir. Yonggris., M.M saat bertemu rekan-rekan media di Vihara Sasanadipa, Makassar. (11/05/25) Perbesar

Ketua Permabudhi Sulsel, Dr. Ir. Yonggris., M.M saat bertemu rekan-rekan media di Vihara Sasanadipa, Makassar. (11/05/25)

Waisak bukan sekadar ritual tahunan yang dirayakan dalam diam dan doa. Bagi Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Dr. Ir. Yonggris, M.M., Waisak adalah momentum perubahan—sebuah ruang batin untuk menata kembali spiritualitas, sekaligus mendorong semangat kemanusiaan yang lebih kuat dan relevan dengan kehidupan sosial saat ini.

Dalam momentum Hari Trisuci Waisak 2569 BE/2025, Yonggris menyampaikan bahwa inti dari seluruh rangkaian Waisak yang dikemas melalui Bulan Bakti Permabudhi hanya satu: bagaimana melayani umat sekaligus melestarikan Dharma.

“Waisak ini adalah momen di mana umat memiliki ketakwaan atau kesadaran yang makin kuat, dan juga spirit kemanusiaan yang makin tinggi,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan spiritual, seperti puja bakti dan meditasi, memang penting dan dilakukan di vihara. Namun, menurutnya, spiritualitas tidak boleh terpisah dari tindakan nyata. Oleh karena itu, kegiatan sosial seperti donor darah, pemeriksaan kesehatan, edukasi, konsultasi medis, hingga karya bakti di makam pahlawan dilaksanakan untuk menghidupkan ajaran Buddha dalam realitas sehari-hari. Semua ini dilakukan melalui kerja sama lintas majelis, antar vihara, dan dengan berbagai institusi, termasuk Kementerian Agama serta rumah sakit.

“Melalui Bulan Bakti Permabudhi, kami ingin memberi kesempatan kepada umat Buddha untuk menyumbangkan baktinya kepada kemanusiaan, bangsa, dan negara,” ujarnya. Dalam pandangannya, spiritualitas sejati tidak hanya tumbuh di altar, tapi juga dalam empati yang diwujudkan melalui pelayanan dan kerja sosial yang ikhlas.

Dalam ucapan Waisaknya, Yonggris menekankan pentingnya transformasi diri, bukan hanya dalam dimensi keagamaan, tetapi juga dalam moral dan sosial.

“Kita tingkatkan pengendalian diri, tingkatkan kebijaksanaan kita untuk membangun perdamaian—baik perdamaian dunia, maupun perdamaian yang ada di hati kita,” tuturnya penuh harap. Menurutnya, menjaga sila dan moralitas adalah cara terbaik untuk memuliakan kemanusiaan dan menjaga keluhuran bangsa.

Harapan ini menjadi relevan di tengah zaman yang penuh tantangan. Di saat banyak pihak berbicara soal perdamaian, Permabudhi Sulsel justru menghidupinya lewat aksi konkret. Waisak bukan hanya menjadi milik umat Buddha, tapi menjadi perayaan nilai-nilai kemanusiaan universal: cinta kasih, kedamaian, dan kesetaraan.

“Semoga semua makhluk hidup berbahagia,” tutup Yonggris dengan salam metta. Dalam suasana Waisak ini, pesan dari Makassar, Sulsel bergema: bahwa Dharma bukan hanya untuk direnungkan, tetapi untuk dijalani—dan dibagikan—dalam semangat yang inklusif dan membumi.

Baca Lainnya

Permabudhi Sulsel Suarakan Relevansi Agama dalam Hukum Humaniter di Universitas Bosowa

28 Agustus 2025 - 04:42 WITA

Hadiri Musprov PSMTI Sulsel, Permabudhi Sulsel : Sinergi Berkarya untuk Bangsa

23 Agustus 2025 - 03:34 WITA

Permabudhi Sulsel Sukses Gelar Kemah Merdeka: Merawat Kebersamaan, Mencintai Tanah Air

22 Agustus 2025 - 08:46 WITA

Pemuda Buddhis Sulsel Tegaskan Komitmen Kebangsaan lewat Deklarasi Cinta

21 Agustus 2025 - 03:29 WITA

Permabudhi Sulsel Raih Juara 3 Turnamen Tenis Meja Lintas Agama

20 Agustus 2025 - 08:11 WITA

Trending di Berita