Menu

Mode Gelap
Permabudhi Sulsel Suarakan Relevansi Agama dalam Hukum Humaniter di Universitas Bosowa Hadiri Musprov PSMTI Sulsel, Permabudhi Sulsel : Sinergi Berkarya untuk Bangsa Permabudhi Sulsel Sukses Gelar Kemah Merdeka: Merawat Kebersamaan, Mencintai Tanah Air Pemuda Buddhis Sulsel Tegaskan Komitmen Kebangsaan lewat Deklarasi Cinta Permabudhi Sulsel Raih Juara 3 Turnamen Tenis Meja Lintas Agama Semarak HUT ke-80 RI, Ketua Permabudhi Sulsel Serukan Cinta Tanah & Air Sejak Dini

Artikel

Belantara dalam Pikiran: Menemukan Ketenangan dalam Ajaran Agama Buddha

badge-check


					Photo by Erwann Letue Perbesar

Photo by Erwann Letue

Dalam ajaran agama Buddha, konsep “belantara dalam pikiran” (manoramaṇīya-vana) memegang peranan penting dalam pencapaian kedamaian batin dan pencerahan. Istilah ini merujuk pada keadaan pikiran yang dipenuhi dengan nafsu, kebencian, dan kebingungan – sebuah “belantara” yang menghalangi kita untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Salah satu sutta (khotbah) yang mengupas tema ini adalah Kakacūpama Sutta dari Majjhima Nikāya. Dalam sutta ini, Sang Buddha menggunakan perumpamaan potongan kayu untuk menggambarkan betapa sulit dan menyakitkannya ketika pikiran dipenuhi oleh kekotoran batin:

“Bayangkan, para bhikkhu, seorang pria datang dengan sebilah kapak tajam dan berkata, ‘Saya akan memotong habis hutan belantara ini hingga ke akar-akarnya.’ Apa yang kamu pikirkan, para bhikkhu? Apakah hutan belantara itu akan musnah karena kapak itu?”

Para bhikkhu menjawab, “Tidak, Yang Mulia. Meskipun pria itu terus memotong, hutan belantara itu akan tetap ada, karena akar-akarnya dalam dan meluas.”

Sang Buddha kemudian menjelaskan bahwa pikiran yang dipenuhi oleh nafsu, kebencian, dan kebingungan serupa dengan hutan belantara itu. Hanya dengan melatih perhatian dan kebijaksanaan yang mendalam, kita dapat membebaskan diri dari belantara batin ini.

Sutta lain yang relevan adalah Gaṇḍa Sutta, yang menggambarkan bagaimana nafsu, kebencian, dan kebingungan bagai penyakit yang harus disembuhkan melalui praktik Dhamma. Sang Buddha menegaskan bahwa dengan melepaskan diri dari belantara batin, kita dapat mencapai ketenangan, kebahagiaan, dan pemahaman yang mendalam.

Melalui pemahaman dan praktik ajaran Buddha, kita dapat menemukan jalan keluar dari belantara pikiran kita sendiri. Dengan memupuk sifat-sifat luhur seperti kesabaran, cinta kasih, dan kebijaksanaan, kita dapat membersihkan pikiran dan mencapai ketenangan batin yang abadi.

Baca Lainnya

Menjelajahi Hubungan Antara Agama Buddha dan Fisika Kuantum: Menyelami Pikiran, Realitas, dan Kesadaran Secara Mendalam

15 Mei 2025 - 09:23 WITA

Penanganan Hukum Perdata Bukan Sekedar Kemenangan

16 Desember 2024 - 04:29 WITA

selective focus photography of three books beside opened notebook

Jappa Jokka Cap Go Meh: Legasi Permabudhi Mempererat Keberagaman di Makassar

29 November 2024 - 06:23 WITA

Saat Ini, Selalu: Menggali Kedalaman Etaṁ Satiṁ Adhiṭṭheyya

26 November 2024 - 02:40 WITA

buddha, statue, temple

BUDI Lintas Agama: Bersama Membangun Harmoni

24 November 2024 - 08:19 WITA

rock, balance, nature
Trending di Artikel