MAKASSAR, INIKATA.co.id – Perayaan Tahun Baru Imlek 2023 atau Imlek 2575 Kongzili di Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan menjadi momentum kekuatan inovasi pertumbuhan dalam segala sektor.
Ketua PD Permabudhi Sulsel Yonggris Lao mengatakan tahun baru Imlek pada 10 Februari 2024 ini menggambarkan naga kayu. Dijelaskan, naga menandakan kuat dan perkasa kemudian kayu yang berarti pertumbuhan.
“Kali ini adalah tahun naga kayu, orang yakini binatang yang paling kuat dan perkasa itu adalah naga. Naga ini melambangkan kekuatan juga inovasi. Lalu kayu itu melambangkan pertumbuhan,” jelas Yonggris, Kamis (8/2/2024).
Tahun ini kata dia, diharapkan masyarakat semakin inovatif dalam mendorong pertumbuhan yang lebih berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat.
“Tahun 2024 ini disebut tahun naga kayu kita berharap terjadi pertumbuhan yang sangat bagus khususnya di bidang inovatif. Jadi kita berharap orang-orang 2024 ini bisa melakukan inovasi-inovasi dalam pertumbuhan,” ujarnya.
“Jadi shio itu sebenarnya dia menggambarkan kondisi alam kita ini terus berubah. Shio itu Deng tata Bintang itu membentuk suasana alam itu dari tahun ke tahun,” sambungnya.
Bersamaan dengan momentum Pemilu, ia mengatakan dengan shio naga kayu ini dapat melahirkan pemimpin bijaksana dengan mempunyai nilai-nilai moral.

“Yang paling penting sebenarnya kita ini ada pemilihan presiden DPRD dan kepala daerah. Dengan shio naga ini kita berharap pemimpin yang terpilih nanti itu pemimpin yang bijaksana dan kuat,” terangnya.
“Kekuatan pemimpin itu ada pada kepercayaan, karena dia punya moralitas bagus, image bagus sehingga dia dipercaya masyarakat,” tambah dia.
Dengan begitu, orang-orang yang dipilih sebagai pengambil kebijakan mempunyai kekuatan yang mumpuni dalam memimpin roda pemerintahan. “Kita berharap 2024 pemimpin ini bisa bijak dalam menjalankan pemerintahan,” katanya.
Adapun kegiatan dalam momentum Imlek di Sulsel, ia mengatakan pihaknya lebih konsentrasi pada ritual peribadatan. Itu sudah dilakukan pada Desember 2023.
“Tahun ini warga Tionghoa merayakan Imlek seperti biasa. Cuman memang tahun ini suasana pemilu tetapi ini tidak mengurangi antusias orang-orang Tionghoa,” tukasnya.
“Yang pertama kegiatan bersifat ritual. Sebenarnya sudah mulai dari Desember mereka melakukan dan ini juga akan berlangsung besok tanggal 9 satu hari sebelum Imlek. Jadi di Desember itu mulai dari ritual Dewa Dapur. Tujuannya itu ritual pengantaran dewa dapur. Jadi besok itu orang-orang sembahyang di rumah dan sembayang di Klaten,” tandasnya.
Bakti sosial menjadi ibadah sosial warga Tionghoa dalam perayaan Imlek. Seperti anak-anak mudan yang berkunjung ke orang tua sebagai bentuk penghormatan.
“Lalu pada hari Imlek orang-orang itu melakukan kegiatan bakti sosial, jadi berkunjung khususnya orang yang lebih mudah berkunjung ke orang yang lebih tua,” bebernya.
“Misinya itu bakti kepada keluarga bakti kepada orang tua. jadi orang-orang berdoa. orang-orang tua yang bakti kepada anaknya itu dikasi angpao,” sambungnya.
Disamping itu kegiatan kebudayaan yang dalam peringatan tahun baru Imlek. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Mall Pipo.
“Selain itu ada juga kegiatan-kegiatan bersifat kebudayaan, nanti tanggal 16 ada acara di Mall Pipo, acara itu bagaimana mengaitkan suasana Imlek ini terkait dengan penyadaran masyarakat terhadap sampah,” pungkasnya. (C/Fadli)