Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kota Makassar meluncurkan Gerakan Bioberkah “Ubah Sampah Jadi Berkah” di Vihara Vimalakirti, Minggu (26/10/2025). Gerakan ini menjadi langkah konkret umat Buddha dalam mendukung program lingkungan Pemerintah Kota Makassar melalui penerapan sistem biopori dan pengolahan sampah organik di rumah tangga.
Puluhan umat Buddha dari berbagai vihara dan majelis di Makassar hadir mengikuti kegiatan yang berlangsung penuh semangat kebersamaan. Acara ini dihadiri Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Ketua TP PKK Kota Makassar sekaligus Ketua Dewan Lingkungan Hidup, Melinda Aksa, serta Pembimas Buddha Sulsel, Sumarjo, S.Ag., M.M. Turut hadir pula perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan dan Pertanian, serta jajaran kelurahan.
Dalam sambutannya, Munafri menyampaikan apresiasi tinggi kepada umat Buddha Makassar yang telah mengambil peran aktif dalam isu lingkungan. Ia menyebut gerakan ini sebagai bukti kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya perubahan perilaku dalam mengelola sampah.
“Pemerintah bisa membuat aturan, tapi perubahan hanya terjadi kalau masyarakat mau ikut bergerak. Apa yang dilakukan Permabudhi hari ini adalah langkah besar,” kata Munafri.
Ketua Permabudhi Kota Makassar, Suzanna, S.E., M.Pd., menjelaskan bahwa gerakan Bioberkah tidak sekadar kampanye lingkungan, melainkan praktik spiritual yang berakar pada ajaran cinta kasih dan kepedulian. Ia menegaskan, gerakan ini lahir dari kesadaran bahwa membersihkan lingkungan berarti membersihkan batin.
“Kami belajar untuk mau lebih repot demi kehidupan yang lebih baik. Ini langkah spiritual gerakan dari hati, bukan sekadar dari tangan,” ujarnya.
Suzanna menambahkan pipa biopori akan dibagikan ke vihara-vihara di seluruh Makassar, beberapa diantaranya diserahkan secara simbolis pada peluncuran ini. Ia menyebut gerakan ini sebagai wadah pemersatu umat Buddha lintas aliran, di mana perbedaan tempat ibadah dan objek pemujaan bukan menjadi sekat, melainkan kekuatan bersama untuk menanam kebaikan bagi bumi.“Yang bisa menyatukan kami adalah gerakan lingkungan, sosial, dan kemanusiaan,” tutur Suzanna.










Menurutnya, Permabudhi Makassar sejak awal berdiri konsisten mengembangkan gerakan lingkungan sebagai gerakan spiritual yang mengajarkan umat untuk memperlakukan bumi sebagaimana memperlakukan diri sendiri. “Kalau lingkungan kita bersih, batin kita juga bersih. Kalau bumi sehat, kita pun akan lebih sehat,” tambahnya.
Kegiatan peluncuran ini diawali dengan sesi edukasi pengolahan sampah organik oleh Maskud Asikin, dilanjutkan dengan peresmian Gerakan Bioberkah dan pembagian pipa biopori kepada umat. Melalui langkah kecil ini, Permabudhi berharap muncul gelombang perubahan yang lebih besar: umat yang peduli, kota yang bersih, dan masyarakat yang hidup selaras dengan alam.
Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan perayaan HUT ke-24 Vihara Vimalakirti serta sekaligus menyambut peringatan Hari Ulang Tahun ke-418 Kota Makassar, menandai semangat kebersamaan umat dan pemerintah dalam merawat lingkungan dan menumbuhkan kepedulian terhadap bumi tempat kita hidup bersama.







