Asian Buddhist Summit 2024, yang diadakan di New Delhi, India, telah menjadi momentum berharga bagi para pemimpin spiritual dari seluruh Asia untuk memperkuat nilai-nilai Buddha Dhamma di tingkat internasional.
Salah satu yang hadir mewakili Indonesia dalam acara ini adalah Prof. Philip K. Widjaja Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), yang turut serta dalam rangkaian diskusi dan kolaborasi lintas negara.
Kehadiran Permabudhi menekankan pentingnya hubungan antar-komunitas Buddha dari berbagai belahan Asia dan partisipasi Indonesia dalam memperkuat penyebaran ajaran Buddha.


Agenda agung ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan India dan Konfederasi Buddha Internasional (IBC), pertemuan ini dihadiri oleh Presiden India, Ibu Droupadi Murmu, yang meresmikan acara dengan upacara persembahan bunga kepada Sang Buddha dan penyalaan lampu sebagai simbol penghormatan.
Acara ini menghadirkan para biksu dan cendekiawan Buddha dari berbagai negara yang menyampaikan salam Dhamma dalam bahasa Pali, menciptakan atmosfer spiritual dan damai yang mencerminkan semangat kebersamaan.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata India, Gajendra Singh Shekhawat, dalam sambutannya menekankan pentingnya penyebaran ajaran Buddha dari India ke berbagai negara Asia. Ia menyampaikan apresiasi atas semangat perdamaian dan toleransi yang diperlihatkan oleh para peserta dalam menyatukan suara-suara Buddha Dhamma.
Menurutnya, KTT ini menjadi ruang dialog berharga untuk menyatukan perspektif yang beragam, demi tercapainya keharmonisan dan kesejahteraan bersama di Asia. Acara ini turut dimeriahkan dengan pertunjukan budaya yang memukau, memperkaya suasana dengan beragam seni dan tradisi khas yang memperkuat rasa persatuan antar peserta.

Presiden Murmu menyampaikan apresiasi terhadap Konfederasi Buddha Internasional atas penyelenggaraan acara ini dan mengingatkan bahwa di tengah dunia yang penuh tantangan, ajaran Buddha memberikan panduan moral untuk menjalani hidup yang harmonis dan bermakna.
Sejumlah tokoh penting memberikan pidato mendalam dalam sesi-sesi yang menggali peran bahasa dan sastra Pali sebagai landasan filosofi Buddha Dhamma. Salah satu sesi utama yang disampaikan oleh Yang Mulia Sitagu Sayadaw dari Myanmar, menyoroti pengakuan bahasa Pali sebagai bahasa klasik India.
Beliau menekankan pentingnya bahasa Pali dalam memahami ajaran asli Sang Buddha dan kontribusinya bagi pemahaman spiritual masyarakat Buddha hingga saat ini.
Diskusi mendalam juga terjadi dalam sesi khusus yang dipandu oleh Prof. Richard Sasaki dari Pusat Studi Buddha Nalanda, Brasil. Para cendekiawan, termasuk Prof. Surat Kubaev dari Uzbekistan dan Biksu Junsei Tarasawa dari Kirgistan, memberikan perspektif unik mengenai penyebaran agama Buddha di Asia Tengah, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam melestarikan ajaran Buddha di wilayah tersebut.
Lama Aria Drolma, seorang guru Buddha, juga menyampaikan rasa syukur atas kesempatan bertemu dengan para tokoh Buddha dari berbagai tradisi. Ia mengungkapkan betapa pentingnya pertemuan ini dalam menyatukan visi spiritual yang beragam, serta bagaimana persatuan dan harmoni di antara umat Buddha dapat menjadi simbol kedamaian yang menular ke seluruh dunia.
Selama dua hari penyelenggaraan Asian Buddhist Summit 2024, para peserta tak hanya memperdalam pemahaman tentang Dhamma, namun juga memperkuat jaringan persahabatan dan kerja sama di antara komunitas Buddha Asia.
Kehadiran Permabudhi dalam pertemuan ini mencerminkan tekad Indonesia untuk mendukung penyebaran nilai-nilai ajaran Buddha, memperkaya dialog antar budaya, dan mempererat hubungan antar bangsa di Asia melalui landasan spiritual Buddha yang mendalam.
