Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar sosialisasi dan edukasi dalam rangka Pilkada Damai 2024 di Hotel Anging Mammiri, Makassar, pada Rabu (11/9).
Acara ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari Bhabinkamtibmas, jajaran polisi RW, ormas agama, hingga tokoh sosial kemasyarakatan, guna membangun pemahaman bersama tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama proses Pilkada 2024.
Dir Binmas Polda Sulsel, Kombes Pol H. Andi Heru Susanto, S.St., M.K., S.H., M.H., dalam sambutannya, menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak dalam menyambut Pilkada 2024.
“Kita semua harus bekerja sama untuk menciptakan suasana Pilkada yang aman dan damai. Penting bagi kita untuk meredam potensi gangguan kamtibmas sejak dini,” ujarnya.
Ia menyerukan langkah-langkah antisipatif diambil melalui kerja sama strategis dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk TNI, Polri, dan elemen masyarakat lainnya.
Selain itu, Heru juga menyoroti tantangan yang akan dihadapi, seperti penyebaran hoaks, politik uang, politik identitas, ujaran kebencian, dan penyalahgunaan kekuasaan.
“Hoaks dan politik uang adalah masalah yang harus kita lawan bersama, karena hal itu dapat merusak proses demokrasi kita,” tambahnya.

Mewakili Kapolda Sulsel, Dirbinmas Polda Sulsel secara resmi membuka acara tersebut, dengan harapan sinergi antar lembaga dan masyarakat akan memperkuat keamanan dan kesuksesan Pilkada.
Kegiatan dilanjutkan dengan empat sesi pemaparan materi oleh lembaga dan pakar terkait.
Rahmansyah, Kepala SDM KPU Sulsel menyampaikan bahwa sinergitas dengan TNI-Polri dan masyarakat sangat penting dalam menjaga ketertiban selama tahapan Pilkada berlangsung.
“Gesekan antar pendukung calon sering terjadi, sehingga kita semua harus memberikan perhatian lebih,” ungkapnya.
Kasubdit Politik Dit Intelkam Polda Sulsel, AKBP Dr. Armin Anwar, S.H., M.H., memaparkan pemetaan kerawanan yang mungkin muncul selama Pilkada 2024.
Potensi gangguan akan diminimalkan melalui upaya pencegahan dan pengawasan yang lebih ketat. “Pemetaan ini penting agar kita bisa siap dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat,” jelasnya.
Selain aparat keamanan, peran tokoh agama dan masyarakat menjadi penting untuk menjaga stabilitas. Dr. H. Norman Said, M.A., FKUB Sulsel, menekankan bahwa sentimen agama dan intoleransi dapat menjadi ancaman serius bagi persatuan bangsa.
“Konflik agama sulit dihindari, namun peran majelis agama sangat penting untuk mencegahnya,” ujarnya.
Akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Hj. Sakka Pati, S.H., M.H., turut menegaskan bahwa keributan politik sering kali dipicu oleh perilaku aktor-aktor politik itu sendiri, bukan oleh politiknya.
Ia menekankan pentingnya edukasi masyarakat dalam memahami dinamika politik yang sehat. “Pemicu keributan di negara ini adalah orang-orang politik, bukan politiknya,” tegasnya.
Acara sosialisasi ini diakhiri dengan pesan penting bahwa tugas besar menanti semua pihak di Sulawesi Selatan untuk menjaga kelancaran dan keamanan Pilkada 2024. Kolaborasi dan sinergi dari semua elemen masyarakat, aparat keamanan, pemerintah, dan media sangat diperlukan untuk mengawal proses Pilkada yang damai dan sukses.