Kunjungan Rumah Ibadah yang dilakukan para mahasiswa Program Magang Bela Negara Universitas Hasanuddin ke Vihara Sasanadipa Makassar pada 25 November 2025 berlangsung hangat dan penuh dialog. Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran lintas iman yang mempertemukan generasi muda dengan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan pemahaman keberagaman.
Ketua Persatuan Umat Buddha (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Dr. Ir. Yonggris., M.M, hadir berbagi pengetahuan tentang perjalanan sejarah umat Buddha di Indonesia. Ia memaparkan bahwa dinamika perkembangan agama Buddha tidak lepas dari tantangan zaman, perubahan sosial, serta kebutuhan umat untuk memiliki wadah yang menaungi secara nasional. Dalam konteks itulah Permabudhi terbentuk sebagai organisasi persatuan lintas majelis yang mengokohkan koordinasi, pelayanan, serta pembinaan umat Buddha di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Yonggris juga menjelaskan peran Permabudhi Sulawesi Selatan yang saat ini membina 37 vihara di berbagai kabupaten/kota. Menurutnya, pengelolaan umat Buddha di daerah membutuhkan sinergi dan komitmen bersama agar kehidupan beragama dapat berjalan rukun, berkelanjutan, dan mampu berkontribusi bagi masyarakat luas.






Sementara itu, Ketua Vihara Sasanadipa Makassar, PMd. Ir. Bumi Horas., MP.d, memberikan pemaparan mengenai profil vihara, struktur organisasi, hingga tata kelola rumah ibadah Buddha. Ia juga memperkenalkan ajaran-ajaran universal Buddhis yang menekankan kebijaksanaan, kesadaran, dan perilaku yang membawa kedamaian.
“Jadikanlah ajaran ini sebagai peta untuk melangkah,” tuturnya, sembari menjelaskan makna simbolis berbagai ornamen Buddhis yang ada di vihara dan ajaran-ajaran sang Buddha.
Bumi Horas mengutip pesan penting dalam tradisi Buddhis: “Kesaktian terbesar adalah siapa yang bisa mengendalikan pikirannya.” Praktik ini mengenalkan mahasiswa pada dimensi batiniah agama Buddha yang menekankan kedisiplinan pikiran.
Di akhir kunjungan, mahasiswa Program Bela Negara mendapatkan pemahaman bahwa vihara bukan sekadar tempat sembahyang, tetapi juga pusat pembinaan umat, ruang edukasi, dan tempat bersosialisasi. Melalui kunjungan ini, Permabudhi Sulsel berharap semakin banyak generasi muda yang memahami pentingnya kerukunan serta mampu melihat keberagaman sebagai kekuatan bangsa, sebuah nilai bela negara yang relevan dan dibutuhkan Indonesia hari ini.







