Ketua Permabudhi Makassar, Suzanna, S.E., turut menghadiri upacara peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa Rakyat Sulawesi Selatan yang digelar di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Kelurahan Kalukuang, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Rabu (11/12/24).
Upacara ini diadakan untuk mengenang peristiwa tragis pembantaian Westerling yang terjadi antara Desember 1946 hingga Februari 1947, sekaligus sebagai penghormatan terhadap perjuangan dan pengorbanan rakyat Sulsel dalam mempertahankan kemerdekaan.
Suzanna menyampaikan bahwa peringatan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban, tetapi juga menjadi pengingat tentang kesetiaan rakyat Sulawesi Selatan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Peringatan ini mengingatkan kita tentang pengorbanan besar para pahlawan dan rakyat Sulawesi Selatan dalam mempertahankan kemerdekaan. Kita sebagai generasi penerus harus melanjutkan perjuangan mereka dengan mengisi kemerdekaan ini melalui kerja nyata dan semangat persatuan,” ujarnya.






Monumen Korban 40.000 Jiwa menjadi simbol perjuangan rakyat Sulawesi Selatan yang melawan segala bentuk penjajahan. “Monumen ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dan melestarikan nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Upacara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk jajaran pemerintah, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi, dan generasi muda. Keterlibatan lintas elemen menunjukkan bahwa peringatan ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga ajang memperkuat rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan.
Permabudhi Makassar, melalui kehadirannya dalam upacara ini, menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian sejarah dan nilai-nilai perjuangan. Suzanna berharap kegiatan ini dapat menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus menjaga persatuan dan keutuhan NKRI, serta menghormati pengorbanan yang telah diberikan oleh para pendahulu.
