Kota Makassar menjadi tuan rumah Kampanye Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Hotel Claro Makassar.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan mendorong peran serta masyarakat, lintas program, dan lintas sektor dalam pentingnya kesehatan jiwa.
Dr. Puspita Tri Utami, perwakilan Direktur Kesehatan Jiwa Kesmas Kemenkes RI, menekankan urgensi penanganan luka psikologis yang berpotensi menurunkan produktivitas sumber daya manusia.
Dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa kesehatan tidak hanya meliputi aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial, sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan.
Puspita mengungkapkan bahwa permasalahan kesehatan jiwa terus meningkat dan mempengaruhi perilaku individu di lingkungan masyarakat.
Ia menggambarkan kondisi ini sebagai fenomena gunung es, di mana banyak kasus tidak terdeteksi. “Kurangnya narasi dan literasi kesehatan jiwa menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama,” tambahnya.
Menurut data BPS tahun 2023, angkatan kerja di Indonesia mencapai 147,7 juta orang. Pekerjaan, menurut Puspita, dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan mental, dengan dampak yang dirasakan tidak hanya oleh pekerja, tetapi juga keluarga dan perusahaan.

Dalam kampanye ini, Puspita berharap penerapan P3LP di tempat kerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat secara mental. Ia mendorong para pekerja dan pimpinan untuk memahami masalah psikologis yang sering dihadapi rekan kerja mereka dan menentukan strategi penanganan yang tepat.
Pejabat Sementara Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang sehat secara mental dan emosional. Dalam sambutannya, Arwin menekankan bahwa pertolongan pertama untuk luka psikologis sama pentingnya dengan pertolongan untuk cedera fisik.
Arwin mengapresiasi inisiatif Kemenkes RI yang memilih Makassar sebagai lokasi kampanye, berharap bahwa acara ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya bantuan pertama bagi kesehatan mental. Ia juga menekankan perlunya individu yang kuat secara mental, spiritual, dan emosional.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Ishak Iskandar, mendukung inisiatif kampanye ini, menganggap Makassar sebagai tempat yang tepat untuk memulai upaya peningkatan kesehatan mental. Menurutnya, peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan sangat penting dalam mendukung kesehatan jiwa.


Permabudhi Sulsel juga hadir dalam kegiatan ini. dr. Agus Japari, SpKJ., M.Kes., Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup Permabudhi Sulsel, menyoroti pentingnya peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat terkait kesehatan jiwa.
Ia mengungkapkan bahwa satu dari delapan pekerja dapat mengalami gangguan mental, dengan risiko seperti distress, burnout, cemas, dan depresi.
dr. Agus juga menjelaskan metode P3LP yang dapat diterapkan oleh teman-teman sesama pekerja melalui pendekatan 3L: Look, Listen, dan Link. Ini mengajak pekerja untuk memperhatikan, mendengarkan, dan mencari bantuan lebih lanjut kepada profesional seperti psikolog dan psikiater.
Kampanye ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat dan pengetahuan bagi seluruh peserta. Melalui kolaborasi lintas sektor, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat secara mental di masa depan, berkontribusi pada peningkatan derajat kesehatan di Kota Makassar.






