Makassar, 26 November 2024 – Dunia interfaith di Sulawesi Selatan berduka. Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, sosok yang dikenal luas sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel dan guru besar di UIN Alauddin Makassar, wafat pada pukul 02.00 dini hari di RS Grestelina Makassar.
Kepergian beliau meninggalkan kesedihan mendalam di hati rekan-rekannya maupun masyarakat luas. Kabar duka tersebut disampaikan oleh Sekretaris FKUB Sulsel, Gede Durahman, S.E melalui pesan WhatsApp pada pukul 03.59 dini hari, mengkonfirmasi bahwa beliau telah tiada.
“Salam Kerukunan.. Telah berpulang, saudara kita bapak Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro. M.Hum.” ungkap pesan tersebut.
Prof. Wahyuddin Naro merupakan sosok yang sangat dihormati dan menjadi teladan dalam mempromosikan kerukunan antarumat beragama di Sulawesi Selatan. Dedikasi dan komitmennya dalam menjaga harmoni di tengah masyarakat sangat dirasakan.
Kepergiannya yang mendadak membuat banyak orang merasa kehilangan, terutama bagi mereka yang pernah bekerja sama dalam berbagai kegiatan keagamaan.
Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian beliau.
“Dengan rasa duka yang mendalam, kami, segenap pengurus Permabudhi Sulsel, menyampaikan bela sungkawa atas berpulangnya Prof. Wahyuddin Naro, Ketua FKUB Sulawesi Selatan.” Ucap Dr. Ir. Yonggris., M.M, Ketua Permabudhi Sulsel.
Dr. Yonggris mengenang komitmen dan dedikasi beliau yang merupakan rekan sepengabdian yang telah lama memperjuangkan kedamaian dan kerukunan.
”Prof. Wahyudin adalah pribadi yang tulus dan gigih dalam memperjuangkan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama, kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi kami yang telah lama bersama berjuang demi harmonisasi di kehidupan masyarakat” Ungkapnya.
Beliau menambahkan, “Semoga amal kebajikan yang telah beliau lakukan menjadi jalan bagi beliau menuju alam bahagia, dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan dan ketabahan.”
Sejalan dengan itu, pengurus Permabudhi Sulsel merasa terpanggil untuk melanjutkan semangat kedamaian dan kerukunan yang selalu diperjuangkan oleh beliau.
“Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan semangat perjuangannya dalam membangun kedamaian akan terus menjadi inspirasi bagi kita semua,” tutup Dr. Yonggris sembari mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan mendiang.
Penghargaan dan ucapan duka cita pun mengalir dari berbagai kalangan, menunjukkan betapa besar cinta yang dipersembahkan oleh Prof. Wahyuddin Naro kepada semua khususnya dalam merawat kerukunan umat beragama di Sulawesi Selatan.