Menu

Mode Gelap
Permabudhi Makassar Dorong Gerakan “Ego to Eco” sebagai Dukungan Nyata Stop Boros Pangan Wali Kota Makassar: Sinergi Pemerintah dan Umat Buddha Wujudkan Gerakan Bioberkah Menuju Kota Bersih dan Berkelanjutan Permabudhi Makassar Luncurkan Gerakan Bioberkah: Ubah Sampah Jadi Berkah, Satukan Umat dalam Kepedulian Lingkungan Vihara Jinarajasasana Makassar Gelar Saṅghadāna Kathina: Wujud Kebersamaan dan Kebajikan di Bulan Penuh Berkah Dari TPS3R ke Vihara: Permabudhi Makassar Mulai Langkah Hijau Lewat Eco Dhamma Journey Rakerda Gemabudhi Sulawesi Selatan: Momentum Penting dalam Perjalanan Organisasi untuk Merumuskan Arah Baru Gerakan Pemuda Buddhis di Era Modern

Berita

Cinta Negara Sejak Dini: Menjaga Tanah dan Air, Menjaga Indonesia

badge-check


					Cinta Negara Sejak Dini: Menjaga Tanah dan Air, Menjaga Indonesia Perbesar

Lebih dari 21 sekolah, bersama guru dan orang tua, menyemarakkan Karnaval Merdeka Kerukunan dalam rangka HUT ke-80 Republik Indonesia.Langkah-langkah kecil berpadu warna-warni bendera merah putih, seragam adat, dan kostum profesi menghiasi Anjungan Pantai Losari, Rabu (13/8/2025).

Acara ini terselenggara berkat kolaborasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan, Kanwil Kemenag Sulsel, Muslimat NU, kepala sekolah sahabat, dan PC Iqra Saribattang. Tidak sekadar pawai, karnaval ini menjadi ruang pembelajaran nyata tentang hidup berdampingan dalam perbedaan sejak dini.

H. Aminuddin, S.Ag., M.Ag, Kepala Bagian TU Kanwil Kemenag Sulsel, menegaskan bahwa kemerdekaan tidak akan terasa tanpa kedamaian.

“Kita tanamkan pada anak-anak untuk beranjak dan hidup bersama orang yang berbeda. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi toleran. Toleransi dan kedamaian adalah aspek dari kemerdekaan, karena tanpa damai dan rukun, kemerdekaan tidak bisa dirasakan,” ujarnya.

Bagi Ketua Permabudhi Sulsel, perayaan ini adalah kesempatan membangkitkan kecintaan pada bangsa melalui pemaknaan yang mendalam, bukan hanya rutinitas upacara.

“Cinta kepada negara wajib dimulai sejak usia dini. Mencintai negara berarti mencintai bangsanya, mencintai masyarakatnya, mencintai hasil alamnya, dan lingkungannya. Anak-anak perlu memahami bahwa tanah dan air Indonesia adalah bagian dari diri mereka. Menjaganya berarti mencintai hidup mereka sendiri,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa setiap seremoni, mulai dari upacara bendera hingga perayaan 17 Agustus, seharusnya menambah kebijaksanaan anak-anak. “Mereka harus sadar bahwa mencintai negara sama dengan menjaga tanah dan airnya, tidak mencemarinya, dan melestarikan lingkungan,” lanjutnya.

Ketua Panitia, Dr. Hj. Mardyawari Yunus, M.A, menyampaikan bahwa keterlibatan keluarga menjadi kunci dalam pendidikan karakter kebangsaan.

“Kami melibatkan orang tua dan murid untuk menyemarakkan kemerdekaan sebagai bentuk pendidikan moderasi sejak dini. Cinta damai, cinta negara, cinta budaya, dan cinta kerukunan menjadi nilai yang di tanamkan bersama,” Tutupnya.

Karnaval berakhir dengan beragam penampilan yang membangkitkan semangat nasionalisme, menyiratkan pesan bahwa kemerdekaan sejati adalah kebebasan yang damai, rukun, dan dilandasi cinta mendalam pada tanah air. Riuh gembira anak-anak, kibaran bendera, serta lantunan musik kemerdekaan menjadi penutup yang indah, meninggalkan jejak semangat kebersamaan yang akan terus hidup hingga masa depan.

Baca Lainnya

Permabudhi Makassar Dorong Gerakan “Ego to Eco” sebagai Dukungan Nyata Stop Boros Pangan

31 Oktober 2025 - 09:22 WITA

Wali Kota Makassar: Sinergi Pemerintah dan Umat Buddha Wujudkan Gerakan Bioberkah Menuju Kota Bersih dan Berkelanjutan

27 Oktober 2025 - 08:43 WITA

Permabudhi Makassar Luncurkan Gerakan Bioberkah: Ubah Sampah Jadi Berkah, Satukan Umat dalam Kepedulian Lingkungan

27 Oktober 2025 - 08:12 WITA

Vihara Jinarajasasana Makassar Gelar Saṅghadāna Kathina: Wujud Kebersamaan dan Kebajikan di Bulan Penuh Berkah

27 Oktober 2025 - 07:14 WITA

Dari TPS3R ke Vihara: Permabudhi Makassar Mulai Langkah Hijau Lewat Eco Dhamma Journey

13 Oktober 2025 - 08:11 WITA

Trending di Berita