Seminar inklusif dan sharing session bertajuk “Keseimbangan Emosi dan Kesehatan Lambung” digelar di Peace Center, Masjid An-Nushrat, Jl. Anuang No. 112 Makassar, Minggu, 21 September 2025. Acara ini merupakan kolaborasi Jalin Harmoni Sulsel, Jemaat Muslim Ahmadiyah Indonesia (JAI) Sulsel, dan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel, sekaligus rangkaian peringatan 100 tahun JAI di Indonesia.
Kegiatan menghadirkan dua narasumber utama, yakni dr. Muhammad Ranu Shar, Sp.PD, Subsp. GEH, serta Ketua Permabudhi Sulsel sekaligus Ketua FKUB Sulsel, Dr. Ir. Yonggris, M.M. Moderator acara adalah Mardhiati, S.Gz., dari Lajnah Imaila Makassar.
Dalam pemaparannya, dr. Ranu menegaskan kaitan erat antara kesehatan emosional dengan gangguan pencernaan, terutama lambung. “Emosi yang tidak stabil bisa memicu peningkatan asam lambung. Karena itu generasi muda, khususnya Gen Z, harus belajar mengelola emosinya agar terhindar dari GERD,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Yonggris menyoroti pentingnya melatih mental agar mampu menghadapi tekanan hidup. Ia memperkenalkan meditasi sebagai cara memperkuat “otot batin”. “Ada dua teknik, yakni Samatha Bhāvanā untuk ketenangan, dan Vipassanā Bhāvanā untuk menumbuhkan pemahaman benar. Dengan itu, seseorang bisa lebih siap menghadapi stres dan depresi,” ujarnya. Pandangan ini menegaskan kontribusi khas Permabudhi Sulsel dalam membangun kesehatan holistik: memadukan aspek fisik, emosional, dan spiritual.
Ketua JAI Makassar, Friwanto Beny, menyebut kegiatan ini bagian dari program bulanan peringatan satu abad Ahmadiyah. “Kami ingin mengangkat isu-isu ekologi, kesehatan, hingga ekualitas lintas iman. Harapannya JAI dapat mengambil peran sebagai think tank dan menghadirkan kontribusi nyata bagi masyarakat,” katanya. Peace Center di lantai tiga Masjid An-Nushrat pun diperkenalkan sebagai ruang edukasi publik sekaligus wadah kolaborasi lintas iman.
Acara ditutup dengan doa oleh Muhammad Yaqub, Mubaligh JAI Sulsel, dan dihadiri elemen masyarakat lintas agama. Keterlibatan Permabudhi Sulsel dalam agenda ini menunjukkan komitmen umat Buddha untuk hadir aktif di ruang-ruang dialog lintas iman, memperkuat harmoni, sekaligus menghadirkan perspektif Buddhis tentang pentingnya keseimbangan batin dalam kehidupan modern.
